Mengunjungi Sangalaki dan Kakaban

image

Di hari ke-13 perjalanan kami di bulan Maret yang lalu, kami mengunjungi Pulau Sangalaki dan Kakaban.Pas sekali, saya ke Sangalaki dan Kakaban dengan sang lelaki saya, Kakilangit dan dengan kakak saya, Mbak Ica.

Perjalanan kami bertiga kami tempuh dengan menyewa speed boat mini yang kami sewa dari penginapan kami di Derawan.

Sangalaki, paduan pasir putih dan air laut sebening kristal

Lama perjalanan dari Derawan ke Sangalaki sekitar 2 jam karena ombak yang cukup besar di hari itu.

Di sekitar Pulau Sangalaki, ada titik untuk melihat ikan-ikan Manta. Jika ombak sedang tenang, kita bisa berenang bersama Manta-Manta yang gagah itu. Namun karena ombak tidak bersahabat, kita cukup puas menikmatinya dari atas kapal. Setidaknya ada dua ekor Manta yang berenang di sekitar kapal cepat kami sebelum kami melipir mendekati pulau. Mereka seakan menyapa dengan ucapan Selamat Datang.

Yang membuat saya selalu teringat dengan Sangalaki adalah pulau kecil yang dipagari dengan hamparan pasir putih halus yang terbentang luas yang berpadu dengan air sejernih kristal. Indah sekali.

Di tempat yang hanya dihuni satu penginapan ini ada penangkaran penyunya. Kamu bisa melihat penyu-penyu yang hanya sebesar ibu jari. Mereka lucu sekali.

Aktivitas utama yang bisa kamu lakukan di sini adalah bersantai, menikmati indahnya pemandangan, dan bersyukur. Iya, itu yang kami lakukan. Berjalan mengelilingi pulau, melihat tugu, bermain bersama anak-anak penyu, merasakan halusnya pasir Sangalaki dan duduk diam, terhenyak oleh keajaiban ciptaan-Nya.

image

image

image

image

image

Kakaban, cebar-cebur bersama ubur-ubur

Dari Sangalaki, kami ke Kakaban. Pertama kali saya mengenal tempat ini dari buku Naked Traveler karya Trinity. Berenang bersama ubur-ubur? Siapa yang tidak mau mencobanya!

Berbeda dengan Sangalaki yang dikelilingi pasir putih, Pulau Kakaban dikelilingi oleh pepohonan hijau. Di pintu masuk, kami disambut dengan jembatan panjang yang mengarah ke gerbang seakan memasuki hutan kecil.

Anak tangga yang meliuk-liuk naik dan turun mengantar kami ke Danau Kakaban. Ya ampuuuuuunn, ternyata danaunya luaasss bangeetttt! Ini di luar bayangan saya akan danau kecil dengan ukuran berdiameter kolam renang di kota.

image

image

Danau yang luas dan kami hanya bertiga saja. Tunggu apa lagi! Seperti halnya saya sudah menunggu lama saat untuk cebar-cebur berenang bersama ubur-ubur, mungkin para ubur-ubur itu juga sudah lama menantikan berenang bersama saya.

Ada empat jenis ubur-ubur yang ada dalam Danau Kakaban, tapi yang berhasil kami lihat hanya tiga saja. Itu sudah cukup.

Perjalanan demi perjalanan ke tempat yang cantik di Indonesia membuat saya menyadari bahwa sudah lebih dari cukup karunia kecantikan alam yang diberikan Tuhan pada kita. Kita saja yang sering tidak bisa menjaga kecantikan alam ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.