Sepuluh ribu Kilometer! Tepatnya 10.826,96 km, kami akan menempuh perjalanan sejauh duapuluh kali lipat jarak dari Jakarta ke Yogyakarta. Hari itu, 7 Desember 2012, kami berangkat ke Kopenhagen, Denmark. Perjalanan pertama kami ke Benua Biru Eropa.
Saat itu barang bawaan saya hanya tas punggung, carrier 38 Liter andalan saya, seberat sepuluh Kilogram. Sementara sahabat seumur hidup saya, Virtri memanggul 30 Liter dengan berat sekitar delapan kilogram saja. Semua masuk ke dalam batasan bagasi penerbangan kami. Pemeriksaan penerbangan tujuan internasional memang lebih lama daripada penerbangan domestik karena harus mengecek paspor dan visa jika diperlukan, sehingga kami datang sekitar pukul setengah empat sore, tiga jam sebelum penerbangan pukul 18.25. Ketinggalan pesawat bagi seorang traveler gara-gara telat datang adalah sebuah aib besar.
Karena tidak ada penerbangan langsung (yang murah) menuju Kopenhagen, QR673 akan mengantarkan kami untuk transit selama sekitar dua setengah jam di Doha, Qatar, kemudian melanjutkan penerbangan ke Kopenhagen dengan QR97. Sementara penerbangan ke Doha sendiri ditempuh dalam waktu 9 jam. Dalam waktu yang cukup lama itu biasanya kami habiskan dengan ngobrol, tidur, atau membaca. Saya sudah menyiapkan sebuah buku Haruki Murakami untuk menemani perjalanan panjang itu. Menyenangkan sekali bisa menggunakan waktu untuk membaca novel, mungkin bisa sekalian menamatkannya malam itu juga. Bisa dikatakan saya adalah orang yang sangat well prepared dan punya rencana yang luar biasa. Dan dengan indahnya buku itu lupa saya keluarkan dari tas punggung yang masuk bagasi…
Sembilan jam bukan waktu yang sebentar untuk dilewatkan dengan hanya tidur, makan atau melihat in-flight entertainment dan terlalu lama duduk bisa menyebabkan dvt; deep vein thrombosis. Senam kaki atau berjalan-jalan di lorong pesawat setiap beberapa jam bisa mencegah dvt.
Sekitar pukul setengah dua belas malam waktu bagian Doha atau setengah empat pagi di Jakarta kami tiba di Doha International Airport (DOH). Di Doha International Airport jangan bosan melihat atau mendengar kata Oryx; ada Oryx Lounge buat kelas bisnis, hiburan di pesawatnya adalah Oryx Entertainment, penerbit terbesar di negara itu adalah Oryx Advertising. Oryx adalah maskot Qatar Airways, sejenis mamalia bermuka kambing seperti antelop. Mungkin karena keanekaragaman hayati di Qatar tidak banyak, dengan cepat Oryx menjadi primadona. Sementara di Indonesia, kita terlalu kaya akan spesies eksotis. Barangkali saking kayanya hingga kita acuh.
Doha International Airport termasuk bandara yang memiliki landasan terbang terpanjang di dunia dan masuk ke peringkat 27 bandara tersibuk sejagat. Konsekuensi logisnya adalah bandaranya besar dan cukup jauh dari landasan terbangnya. Butuh lebih dari sepuluh menit dari pesawat untuk mencapai Terminal A dengan bus, siksaan tersendiri bagi yang sudah kebelet kencing.
Selepas penerbangan yang cukup menguras tenaga dan kebetulan waktu di Doha sudah tengah malam, saya kembali melakukan kebodohan. Setelah kami melewati pemeriksaan keamanan lagi dan menanggalkan barang bawaan untuk di periksa lewat kamera x-ray kami langsung menuju gate kami di lantai dua. Sembari berjalan saya memeriksa ulang bawaan saya; dompet? Sudah. Daypack? Ada. Jaket? Sip. Paspor? Emmm. Paspor? Demi Toutatis! Paspornya ketinggalan di tempat pemeriksaan! Dengan sigap muka saya pucat dalam sekejap dan dengan cekatan saya bilang pada Virtri dengan bibir bergetar, “Paspornya ketinggalan…” Tanpa dikomando kaki-kaki saya langsung berlari kembali ke lantai dasar. Ah, untung saja tempat paspor saya masih teronggok tanpa berdosa di sebelah bapak-bapak Arab dengan kumis melintang. Cakep banget kalau paspor dan visa sudah hilang padahal baru sampai Doha.
Qatar dengan Doha sebagai ibukotanya adalah negara terkaya di dunia, dengan minyak dan gas bumi sebagai sumber pendapatan utama. Ia adalah pemasok gas bumi terbesar ketiga di dunia. Dan sebagai ibukota dari negara terkaya sejagat tentu saja malu jika biaya makan dan minum di bandara Doha tidak mahal, dengan Qatar Riyal sekitar 2600 Rupiah, sup ayam dan teh hangat bisa sekitar 40 Riyal. Membeli barang dengan uang kontan di bandara transit sepertinya bukan ide yang baik, di samping uang kembaliannya adalah Riyal, kami masing-masing hanya membawa uang kontan sekitar 300 Euro dengan rencana 16 hari di Eropa. Dan kami bisa lumayan menghemat untuk minum karena ada beberapa pancuran air minum di sekitar gate kami.
Bandara Doha tidak secanggih dan senyaman Changi International Airport (SIN). Koneksi internet gratis tersedia via Wi-Fi sementara kursi tunggunya sendiri enak untuk duduk tapi tidak terlalu nyaman untuk ditiduri dan outlet listriknya cukup merepotkan. Karena sebagian besar outlet listrik ada di bawah telepon umum, dalam sekejap jadilah pemandangan warung lesehan karena semua orang membawa gadget yang perlu di-charge. Sebagai bandara dengan 60 gates dan menjadi markas besar maskapai sebesar Qatar Airways seharusnya ia bisa memberikan tempat transit yang lebih nyaman.
Sambil menunggu panggilan untuk penumpang QR97 menuju Kopenhagen, saya membayangkan mungkin Doha International Airport ini seperti Halim Perdanakusuma di era bonanza minyak pada tahun 1976-1981.
- Visa Selandia Baru - 2016.02.10
- Suatu Hari Aku Akan Bercerita Tentang Perjalanan ini Padamu Meskipun Kamu Tahu Kisahnya - 2016.02.04
- Busker - 2016.01.31
Hi Kak,
Connecting (transfer) flight di Doha (tanpa keluar bandara) ini apakah perlu visa? Waktu transit hanya sekitar 1-2 jam
Terima kasih
Transfer flight tanpa keluar bandara tidak memerlukan visa, karena memang tidak melalui bagian imigrasi, dan ini berlaku di semua bandara. 🙂
Halo dear kalo pas Dr Jkt Doha si Qatar nya telat padahal msh ada Connecting flight lagi ke ams bagaimana ya? Pasti ditanggung qatarnya ya ? Kalo kesalahan ada di Qatar gitu, soalnya mau pesen tiket tinggal yg transitnya 2,5 jam gitu, kawatir aja , thanks ya
Connecting flight pasti diganti (tiketnya CGK-AMS, cuma transit di DOH) tapi kalo belinya satu satu (CGK-DOH pesan terpisah dengan DOH-AMS) lihat lagi t&c tiap maskapai.
Hi! Salam Kenal,
Saya 17 jam nih transit di Doha sendirian.. rencana saya mau free tour (fasilitas dari Qatar Airways), selonjoran santai sambil baca buku, jalan2 keliling airport, santai di resto, hmm.. apalagi ya.. ada saran? 😀
– Utie
halo! saya mau balik ke kampung kebetulan transit di doha (doh-cgk) selama sejam saja, wise or not?
Jika connecting flight, semakin singkat semakin bagus, karena tidak melelahkan. Kalau memesan terpisah, dicek dulu berapa waktu tenggat yang diberikan maskapai lanjutan untuk check-in, boarding, dan urusan bagasi jika ada. Saran saya, usahakan connecting flight jika hanya punya waktu satu jam. 🙂
Malam mas,mau tanyak kalau biaya ke doha berapa ya budget yg harus kita bawa?terus tempat tinggal dimana ya yg nyaman kalau di sekitar bandara?
Untuk biaya hidup bisa dilihat di sini http://www.numbeo.com/cost-of-living/country_result.jsp?country=Qatar&displayCurrency=IDR
Untuk tempat bermalam saya biasa mencari di http://www.booking.com/ atau jika hostel tak masalah bisa dilihat di sini http://www.hostelworld.com/
Mas gimana ya cara cari tiket murah atau tour gitu?aku kepingin traveling ke doha nih mas.ada saran gak?atau backpack gitu lah..thnx infonya
Tiket biasanya mengikuti musim liburan, jika peak season tiket mahal, begitu juga sebaliknya. Tiap negara punya musim yang berbeda, untuk Qatar off season ada di Mei sampai September, karena sedang panas-panasnya.
Selamat malam Mas,salam kenal. Senang bisa membaca dan menemukan artikel ini. Sangat membantu dan informatif.
Mau tanya Mas, mau tanya saya berencana trip to Italy dari jkrta dan transit di Doha. Untk keberangkatan dari jakarta ke Italy sy bersama yg mengundang saya,krn sy menggunakan visa invitation ,tapi bila dari Italy ke Jakarta dng transit di Doha ,satu maskapai itu bagaimana ptosesnya,let say transit 4 jam. Itu apakah saya harus dari area transit dan check in counter lagi untk msk ke gate untuk ke boarding pass selanjutnya dan apakah melalui imigration office lagi. Lalu apakah selama 4 jam menunggu pesawat connecting itu datang di area gate tadi. Di ruang tunggu. Atau mungkin ada pengarahan dari petugas bandara Doha. Krn ini pengalaman yg akan sy dpt pertm kali transit dng pesawat. Bila bertnya apakah prosesnya mudah . Terimakasih atas Bantuannya. Article ini yg sdng sy cari. Thanks
Rita.