Kami berniat ibadah hari minggu di pagi itu. Tapi, seperti yang sudah-sudah, bangun pagi tidak pernah menjadi teman kami. Bolak-balik alarm dari telepon selular berbunyi, tak ada yang mempan membuat kami bangun lalu bergegas pergi ibadah minggu. Kami baru terjaga jam 9 pagi padahal kami tahu jika ibadah di gereja kota hanya sekali, jam 7 pagi. Oh Tuhan, ampuni kami.
Hari itu agenda kami adalah bermalas-malasan sambil mencari info jika kami ingin ke Pulau Komodo, Pulau Rinca atau jika kami ingin menyelam. Kami tahu akses ke sana haruslah menyewa kapal dan lebih banyak orang dalam kapal akan semakin murah.
Berbeda dengan bangun pagi, dewi fortuna senang berkawan dengan kami. Ketika kami sedang makan pagi di siang hari, kami didekati Bonnie dan Chuck, pasangan traveler senior dari California, USA (saya akan buat tulisan tersendiri mengenai mereka). Mereka tertarik dengan kami berdua dan tak segan-segan mengajak kami berpartner berempat untuk menyewa kapal untuk perjalanan 2 hari 1 malam ke Pulau Komodo dan sekitarnya.
Kenapa mereka memilih kami dan bukan yang lainnya? Tentu bukan hanya karena cantik dan tampan rupa kami (maksudnya saya tampan, Kakilangit cantik), tapi karena kami Indonesia dan (tampaknya) baik-baik. Mereka yang tidak bisa berbahasa Indonesia dan terbatasnya bahasa inggris penduduk lokal yang menemani mereka di kapal selama 2 hari (dan bermalam bersama mereka), membuat mereka cepat megambil keputusan ketika melihat kami.
Buat kami, tentu saja ini win-win solution. Biaya berbagi kapal berempat tentunya lebih terjangkau dibandingkan berdua. Lalu memiliki kesempatan bercerita dan berbagi dengan pasangan traveler senior yang sudah ke berbagai pelosok dunia, tentu saja hal yang sangat menarik buat kami.
Sepakat! Kami pun janjian untuk melaut bersama di hari Senin pagi hingga Selasa sore. Pulau Rinca – Pantai Merah Muda – Pulau Kelelawar- Pulau Komodo – Pantai Merah Muda – Spot Manta – Pulau Kanawa adalah rute yang kami sepakati.
Trip ke laut untuk ke Pulau Komodo dkk. sudah di tangan, tinggal mencari trip menyelam dan mencari penginapan untuk malam kedua kami (iya, kami hanya memesan Golo Hilltop di malam pertama dan di malam kedua, Golo HIlltop sudah penuh).
Kami menyewa motor seharian dari Golo Hilltop untuk jalan-jalan menikmati kota dan mencari-cari info. Sewa motor di Labuan Bajo untuk seharian Rp.75.000.
Tanya sana dan sini, kami mendapat penginapan di Bayview. Menurut saya, penginapan ini juga bagus. Meski bersih dan nyaman, tapi belum bisa mengalahkan apiknya Golo Hilltop. Keunggulannya adalah pemandangannya yang ke pelabuhan. Tiap kamar juga memiliki balkon pribadi. Melihat tegak lurus matahari yang turun ke dalam laut di waktu senja adalah pemandangan yang bisa kita lihat dari balkon Bayview.
Jalan-jalan ke pelabuhan untuk mengenal masyarakat Labuhan Bajo lebih dekat dan mengambil gambar beberapa, berbelanja makanan kecil seadanya untuk persiapan melaut esoknya, mencoba makanan Italia di kedai La Cucina yang tertata sederhana namun cantik, dan mencicipi ikan bakar segar di tenda-tenda pinggir pantai adalah aktivitas hari Minggu kami di sana.
Jalan-jalan tidak perlu diburu-buru; peluklah waktu.
- Menikmati Perjalanan di Tasmania - 2016.01.31
- Banyak Jalan (Murah) Menuju Maladewa - 2015.05.30
- Doa untuk Nepal yang sedang berduka - 2015.04.26