Tanggal 7 Juni 1926 adalah salah satu hari paling menyedihkan bagi penduduk Barcelona, lebih sakit dari final Piala Champion 1994 ketika F.C. Barcelona dibantai 4 gol tanpa balas oleh kuda hitam A.C. Milan, yaitu saat di mana seorang laki-laki tua berpakaian kumal ditabrak oleh tram jalur 30 di Gran Via, jalan terpanjang di propinsi Catalonia, ketika sedang berdoa sambil berjalan.
Karena tak membawa identitas ia dikira pengemis oleh orang-orang yang melihatnya, itu juga yang menyebabkan ia tak langsung mendapat pertolongan. Bahkan seorang pengendara taksi menolak untuk mengantarnya ke rumah sakit. Tiga hari kemudian kakek tua itu meninggal. Saat itu tak hanya Barcelona yang berkabung, seluruh dunia kehilangan salah seorang arsitek paling agung yang pernah hidup.
Nama laki-laki itu adalah Antoni Gaudí i Cornet.
Datanglah ke kota cantik di bibir laut Iberia itu untuk membuktikan bahwa jika ada nama yang bersinonim dengan Barcelona, nama itu adalah Gaudí, nama seorang arsitek bukan pemain sepak bola.
Sentuhan Gaudí lah yang membuat Barcelona berbeda dengan kota-kota lain di benua biru. Jika gaya gotik yang sangat umum di kota-kota besar Eropa itu diibaratkan sebagai malaikat maut, maka analogi gaya Gaudí adalah malaikat maut yang alih-alih membawa scythe, ia memegang permen lolipop besar berwarna-warni.
Jika tidak datang dari alam itu bukanlah seni, kata Gaudí. Lalu jumpailah karyanya yang tak memiliki garis lurus atau siku yang tajam. Pada keramik berwarna-warni, menara berujung biji gandum, atap yang seperti daun kantil, atau lekak-lekuk tiang yang meniru otot manusia.
“Originality consists in returning to the Origin,” yang ia maksudkan adalah semua hal berasal dari alam, yang bermuara pada Tuhan. Maka sebagai seorang Katolik yang taat Gaudí merancang berdasar keyakinannya.
Nikmatilah kejutan-kejutan manis dari sentuhan arsitektural Gaudí atau yang terinspirasi dari gayanya di hampir setiap ujung jalan. Dari 17 hasil karyanya, 12 buah tersebar di seluruh penjuru Barcelona, kota yang benar-benar dicintai oleh Gaudí.
Dan dari selusin itu, ada satu yang menjadi magnum opus arsitek yang lahir di desa kecil 100 kilometer di selatan Barcelona: La Sagrada Familia.
Jika cukup familiar dengan kisah-kisah Kristiani, maka mengunjungi Sagrada Familia adalah secara literal membaca kisah hidup Yesus. Pada fasad pertama adalah fasad Nativity yang tentunya berkisah tentang nama gereja ini: La Sagrada Familia, The Holy Family, cerita kelahiran Yesus Kristus di keluarga Maria dan Yusuf. Fasad satu-satunya yang memuat karya asli Gaudí.
Semua hal menjadi simbolik di tangan Gaudí. Ia menafsirkan ayat demi ayat, kisah demi kisah pada setiap detil desain dan pahatan di Sagrada Familia. Begitu juga yang terjadi pada bagian dalam gereja. Pada tiang-tiang dan jendela mosaik kaca berwarna-warni yang merepresentasikan murid-murid Yesus. Tentunya ada Yakobus, dengan lambang kerangnya. Empat tiang utama adalah penulis-penulis Injil: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Paling ujung adalah Bunda Maria, dan di tengah-tengah gereja tentunya Yesus itu sendiri sebagai pusat.
Kemudian diakhiri dengan keluar melalui fasad Passion, kisah tentang penyaliban Yesus, kisah Via Dolorosa. Fasad ini dibangun berdasar visi Gaudí setelah ia meninggal. Di sini semua patung berwajah sendu, karena ia memang bercerita tentang kesedihan dan penyesalan manusia.
Dan jika menemui keramik mosaik biru berisi huruf JMJ, itu adalah ide Gaudí melambangkan La Sagrada Familia, inisial dari Jesus Mary Joseph.
La Sagrada Familia sendiri dijadwalkan selesai pada tahun 2026, setelah 144 tahun pembangunan, saat ini mereka masih menyelesaikan Gloria Facade, Chapel of the Assumption, dan Jesus Tower, yang akan menjadi menara tertinggi di gereja itu.
Dikisahkan jika Gaudí tak pernah membawa arloji, ia menghindari tenggat waktu dan menikmati proses selama apapun itu. Gereja Katolik maha besar dan tinggi yang belum selesai pembangunannya dari 1882 sampai sekarang itu adalah bukti dari apa yang diyakini Gaudí.
“Klienku tidak sedang terburu-buru,” jawab Gaudí, arsiteknya Tuhan.
[yinstagram hashtags=”#travelishpost4sagrada”]
- Visa Selandia Baru - 2016.02.10
- Suatu Hari Aku Akan Bercerita Tentang Perjalanan ini Padamu Meskipun Kamu Tahu Kisahnya - 2016.02.04
- Busker - 2016.01.31