Melihat kota Agra adalah melihat sebuah kota yang dibangun oleh sekumpulan kisah cinta. Agra sendiri tak bisa dipisahkan dari cinta sang Yamuna; ia yang mencintai Agra tanpa pamrih. Dihidupinya Agra dengan airnya yang suci. Ia rawat tanah gersang Uttar Pradesh sampai menjadi hijau. Dipeluknya kota kecil di utara India itu dengan liuk lekuknya sebelum akhirnya melebur di muara Gangga. Ah, Yamuna, jika Gangga adalah lambang laku dan pengetahuan maha tinggi yang memberi manusia moksa untuk lepas dari dunia, maka engkau adalah sang pemilik cinta kasih tak terbatas, satu-satunya yang bisa membawa pembebasan, bahkan dari kematian yang dibawa Gangga, saudara tuamu.
Dan barangkali cinta Yamunalah yang menginspirasi Shah Jahan memutuskan untuk membangun makam pualam putih nan anggun di bibir sungai Yamuna. Simbol cinta untuk istri tercantiknya; Arjumand Banu Begum, sang Mumtaz Mahal; perempuan terpilih dari istana. Barangkali juga istana marmer yang megah itu cuma usaha sia-sia sang maharaja untuk menyangkal perasaan kehilangan akan seseorang yang sangat dikasihinya. Karena sejarah membuktikan bahwa cinta Shah Jahan tak setangguh Yamuna, setahun setelah berkabung rambutnya memutih, punggungnya bungkuk, wajahnya habis dimakan kesedihan.
Dan percayalah bahwa selalu ada yang tertinggal ketika melihat istana pualam itu dari setiap penjuru Agra.
Kenanglah ringkih sang maharaja ketika melihat punggung Taj Mahal yang cantik dari taman sinar rembulan, Mehtab Bagh, karena di sana adalah letak mimpi tak terwujud Shah Jahan akan tempat di mana ia berencana untuk mati; makam pualam hitam.
Bersedihlah bersama sang maharaja di akhir hidupnya saat melihat tubuh Taj Mahal dari kejauhan Agra Fort, karena di tempat itu, dalam penjara yang dibuat oleh anaknya sendiri, ia meratap sampai mati. Maka menangislah bersama seorang maharaja yang tak kuasa menyentuh dinding makam istrinya sendiri di ujung usianya.
Dan yang terakhir, nikmatilah puisi Taj Mahal dari gerbang selatan, gerbang yang tersembunyi di balik pasar carut marut dan tukang suvenir, gerbang magis yang membuat lemari pakaian menuju Narnia tampak seperti cerita pendek di majalah Bobo. Nikmatilah puisi agung bernama Taj Mahal, puisi kesedihan terbesar tentang cinta yang tak ikut mati.
[yinstagram hashtags=”#travelishpost4agra”]
- Visa Selandia Baru - 2016.02.10
- Suatu Hari Aku Akan Bercerita Tentang Perjalanan ini Padamu Meskipun Kamu Tahu Kisahnya - 2016.02.04
- Busker - 2016.01.31