Hai Derawan!

Hari ke-11, Derawan
Hari ke-11, Derawan

Derawan, sang perawan;
Sangalaki, sang lelaki;
Kakaban, sang kakak;
Maratua, sang mertua.

Sudah lama saya mendengar tentang betapa cantiknya 4 pulau di Kepulauan Derawan ini. Beberapa teman sudah mengunjunginya dan selalu membawa cerita yang membuat hati saya berdebar-debar ingin merasakan pengalaman serupa.

Di hari ke-11 perjalanan kami di bulan Maret yang lalu, kami bertiga pergi, saya, kakilangit, dan kakak saya. Kami bertolak dari Balikpapan menuju Berau melalui jalur udara. Karena dekat, sekitar 30 menit terbang, kami mendarat di Bandara Kalimarau.

Bandara Kalimarau, Berau
Bandara Kalimarau, Berau

Bandaranya kecil, namun apik sekali. Terasa begitu kontras ketika kamu baru menyambangi bandara-bandara kecil lainnya seperti di Labuan Bajo atau di Ende. Ada klinik, ruang menyusui dan info wisata di sini. Kalau kamu ingin menjawab panggilan alam, toiletnya sangat bersiiihhh! Kamu akan betah berlama-lama menjawab panggilannya.

Dari bandara, kami menggunakan jasa sewa mobil Avanza menuju ke Tanjung Batu yang infonya kami dapat dari penginapan yang kami pesan di Derawan. Biayanya Rp. 100.000 per orang untuk 2 jam perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Batu. Dari Tanjung Batu menuju ke Derawan, kami naik kapal cepat yang kecil yang bermuatan maksimal 5 orang.

Selfie di speed boat itu sulit sekali, pembaca!
Selfie di speed boat itu sulit sekali, pembaca!

Sebentar saja perjalanan kami dari Tanjung Batu, warna hijau toska bening sudah menyambut kami. Cantik sekali. 30 menit dan kami sampai di Pulau Derawan.

Aaaaaaa, Hai Derawaaann!!
Aaaaaaa, Hai Derawaaann!!

Siang – sore hari itu berawan, kami hanya menghabiskan waktu kami di penginapan. Kami menginap di Penginapan Danakan. Penginapan yang berlokasi strategis. Kamar kami berada di pojokan, di atas laut, dekat dengan tempat kapal bisa bersandar.

Sore hari, penyu-penyu datang menghampiri. Lalu ketika malam menjelang, senja datang begitu indah.

Senja datang, saatnya pikiran menerawang.
Senja datang, saatnya pikiran menerawang.

Lalu saya menerawang dalam petang “Derawan.. Perawan.. Kenapa sudah punya mertua (Maratua), dia masih tetap perawan ya? Bukankah seharusnya dia sudah menikah?”

Ah, abaikan paragraf di atas 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.