Vietnam dan Kopi

kopi-vietnam-1

Kemarin kami baru saja mendapat kiriman berbungkus-bungkus kopi Vietnam dari beberapa teman kami yang tahu kami begitu menggemari kopi, terutama kopi Vietnam. Perjumpaan pertama kali kami dengan kopi hitam kasar ini terjadi empat tahun yang lalu ketika kami mengunjungi Saigon. Kopi sepertinya sudah menyatu di hidup orang Vietnam, bahkan mungkin jika mereka berdarah maka yang keluar adalah kopi hitam —tentunya bersama kuah pho.

Saya pernah bangun sangat pagi dan mulai berjalan-jalan di sekitar Phạm Ngũ Lão, kawasan penginapan murah di Ho Chi Minh City. Aroma kuat kopi yang menghajar cuping hidung di sepanjang trotoar bisa membuat saya langsung terjaga. Cà phê sữa đá, kata orang Vietnam untuk es kopi Vietnam yang biasanya disajikan dengan cara dripping lalu ditambah susu kental dengan dosis yang tidak sehat, adalah cara mereka menyapa selamat pagi.

Kopi Vietnam terkenal dengan campurannya yang pahit, kaya, dan tajam. Saya bukan ahli kopi, tapi rasa kopi Vietnam sangat unik. Sangat kuat. Ia bahkan bisa membuat espresso standar menangis dan pulang ke Italia.

Di pagi itu saya mencoba satu gelas di kedai kopi dadakan sepanjang trotoar, harganya sekitar 5000 đồng, atau Rp2500,  mengamati orang-orang berlalu lalang, anak-anak kecil mulai berangkat sekolah, atau beberapa pekerja kantoran yang ikut mampir, memesan es kopi, lalu merayakan pagi. Di pagi itu juga saya jatuh cinta pada kopi Vietnam; segelas kecil kopi yang menetes dari silinder metal aneh di atasnya.

Saya bisa membayangkan Loisa May Alcott duduk bersama di kursi plastik pendek karena dipotong kakinya itu bergumam, “I’d rather take coffee than compliments just now.” 

Terima kasih Pino & Miranti untuk Trung Nguyên-nya. Can’t get enough.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.