Louvre

Musée du Louvre

Salah satu saat-saat terbaik saya dari melakukan perjalanan ke negeri-negeri jauh adalah ketika mengunjungi museumnya. Tiap tempat memiliki sejarah dan budayanya sendiri. Saya bisa mengalaminya dengan membaca buku, melakukan perjalanan, berkomunikasi dengan masyarakat lokal, atau mengunjungi museumnya. Dan beberapa museum memang ditakdirkan menjadi lebih besar dari yang lain. Musée du Louvre di Paris salah satunya.

Tiket Louvre
Tiket Louvre

Untuk menuju Louvre berhentilah di stasiun Louvre – Rivoli atau Palais Royal – Musée du Louvre dengan M1 atau M7. Ia terletak di jantung kota Paris. Untuk menghindari antrian panjang, masuklah lewat bawah; melalui resto McDonald dan Apple Store, melewati piramida kaca terbalik. Tiket masuknya €€11, dan tutup pada hari Selasa. Kami mengunjungi Louvre di 12 Desember 2012, kebetulan sedang ada pameran tambahan, dengan membayar €€4 lagi (total €€15) kami bisa melihat karya-karya Raphael. Worth every penny.

Louvre sangat besar. Ia adalah museum kedua terbesar di dunia setelah Smithsonian. Ada yang bilang, untuk melihat koleksi Louvre satu-persatu diperlukan waktu tiga bulan lamanya. Tapi bagusnya tidak ada cara khusus untuk menikmati museum, selama tidak melanggar aturan dasar museum, kita bisa menjelajah museum dengan nyaman.

Kerumunan Mona Lisa

Beberapa koleksi utama adalah Venus de Milo, Nike of Samothrace, lukisan-lukisan Raphael, Michelangelo, dan tentu saja Leonardo da Vinci, termasuk yang paling terkenal; Mona Lisa. Jika pun mau melakukan the art of getting lost, Louvre adalah tempat yang tepat. Kemungkinan menemukan koleksi Mesir 2600 sebelum masehi, harta karun dari dinasti Islam, Yunani dan Romawi sangat besar.

Recharging the soul
Recharging the soul

Kami menemukan banyak penduduk Paris lanjut usia di Louvre. Mereka menikmati koleksi museum tidak dengan melihat satu per satu sambil lalu, tapi dengan duduk di kursi kecil yang mereka bawa, sebidang kertas sketch, dan pensil. Mereka menikmati Louvre dengan menggambar.

Bagi saya museum juga tempat yang tepat untuk belajar, menjelajah, bersosialisasi, mencari pengalaman, menyalurkan hobi, atau sekedar mengisi kembali pundi-pundi jiwa. Recharging the soul.

Tidak semua orang suka ke museum, tapi jika saya bisa menyarankan, sekali seumur hidup, sempatkanlah mengunjungi Musée du Louvre di Paris dan Musei Vaticani di Vatikan. Melihat jejak peradaban homo sapiens. Mendapat pemahaman yang lebih baik tentang sejarah bangsa-bangsa. Dan tentunya untuk belajar menjadi manusia yang lebih manusiawi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.